Senin, 02 Januari 2012

Lesson 1: Salah satu hal yang lebih berharga dari "Uang" adalah bisa "BAB"

Setelah sekian lama membiarkan bakat terpendam saya yaitu menulis dan memandang sesuatu out of the box. Ini adalah kesempatan pertama saya menulis di tahun 2012, siapa tahu dari tulisan-tulisan jelek saya yang mungkin ga terlalu bagus bisa diambil sesuatu yang berharga dan menjadi pelajaran kita semua.
Sekedar info tahukah kalian semua makanan kalian baik yang berkelas seperti makanan yang ada di BP (bintaro plaza) ataupun BP (Bude Pur) itu akan berubah menjadi hal yang sama yaitu Tahi. Dan semahal apapun makanan kalian berubahnya juga akan sama yaitu itulah pokoknya. Tapi orang terkadang lupa bahwasanya mereka memasukan ke dalam tubuhnya dengan kelezatan-kelezatan tapi kadang terlupa ada kenikmatan lain yang gratis dan akan terasa lebih berharga dari berapapa pun besarnya uang untuk bisa membuang apa yang seharusnya di buang dari perut.
Begini ceritannya
Kali ini saya akan menulis tentang sesuatu yang menjijikkan dan berhubungan dengan sesuatu yang kuning, kadang kecoklatan dan ada juga yang hitam. Yang jelas benda itu bau, ga sedap dipandang, dan yang terpenting wajib di buang setiap harinya. Sesuatu itu adalah......TAHI atau sering disebut Eek atau hal lain yang keluar dari anus.Tapi saya akan mencoba memberikan sebuah pelajaran dari sebuah "Eek" eh bukan sebuah tapi berbuah-buah Eek.
Cerita ini bermula ketika kostan kami Al-Izzah nama yang sebenarnya yang terletak di belakang kampusku yang sangat terkenal itu sebut saja kampus Ali Wardhana masih dalam masa transisi dan masih dalam tahap renovasi. Hari-hari terlewati tak ada yang salah dengan kostan itu karena kami baru memulai kuliah perdana di semester 3 setelah penuh perjuangan lolos dari Jurang DO bukan Jurangmangu. Tak ada masalah di kehidupan kami perut lancar, ekonomi lancar, semuanya lancar selancar jalan Tol.

Tapi semua berubah ketika sesuatu masuk ke closet dan membuat bencana baru di Al-Izzah yaitu tragedi WC Mampet. Saat itu seperti biasa kami mandi dan yang lebih saya tekankan buang Air besar suatu ketika Tulus nama sebenarnya membuang "ITU" (ITU=Tahi/Eek) ke closet seperti biasa dia menyiram dan terus menyiram. tapi kejadian aneh muncul "ITU" muncul kembali dan tidak turun-turun tapi itu cuma 1 WC. Apa yang akan kalian pikirkan setelah 4 hari..? Tragedi terjadi semua Closet mengeluarkan magma kuningnya dan tidak bisa turun Ya kami bingung masa mandi dengan pemandangan magma kuning, saya inisiatif telpon bapak kost
Saya: "pak ada sesuatu terjadi di Al-izzah"; bapak kost: "ada apa mas"; saya: "Sesuatu muncul dari closet pak kami tersiksa melihatnya". Bapak Kost: "OKE...saya kesana bersama bala bantuan truk molen dan tentara-tentaranya"
Kami pun merasa lega untuk beberapa saat karena tahu akan ada pertolongan. Tapi tahukah kalian para Pembaca Dimana dan Bagaimana ..? cara kami menjalani beberapa hari sebelum adanya bantuan.......jawabannya adalah menumpang dan manfaatkan fasilitas kampus. Pernahkah kalian berpikir membawa sabun di kampus...? ya itu adalah cara terakhir kami membuang si "ITU" jika teman di kost lain sedang pada kuliah dan kami ga bisa numpang buang si "ITU".Ya Kami patut bersyukur bisa berteman dan menjalin hubungan kekerabatan yang sangat erat dengan Agwin Dwi Putradi nama sebenarnya dia yang rela kami tumpangi mandi dan tumpangi buang BAB....Setiap kali sms win aku dinas ke tempatmu ya jawabannya selalu iya salut seribu salut buat agwin.
Pahlawan datang ini tidak bahas agwin lagi tapi bapak kost yang datang dengan truk molen yang menyedot bank eek yang ada di kost kami. Wow masalah teratasi beberapa hari dan kami tidak numpang lagi di tempat agwin ataupun kampus.
Beberapa hari kemudian magma kuning muncul kembali dan saya menelpon kembali bapak kost dan meminta membongkar salurannya siapa tahu ada yang menyumbat. Bapak kost bisa kesana 3 hari lagi dan kami harus numpang ke Agwin lagi. Dan di salah satu hari itu saya mencoba percobaan kimia meski saya berasal dari jurusan IPS. Kami urunan beli soda api dan cairan Kimia berbahaya untuk menghancurkan si magma kuning. Tak ada yang berani menuangkan cairan itu karena bisa meledak dan soda api nya juga. Akhirnya dengan sikap ksatria saya mencoba menuangkan kesalah satu closet. Dan benar saja ketika cairan itu saya tuang DUERR magma kuning terbakar dan mendidih kaki saya terciprat cairan kimia itu dan mengalami lecet. Asap kemana-mana seperti senjata holocaust hitler baunya seperti TAHI BAKAR dan Tomi nama sebenarnya terbangun dari tidurnya karena tak kuat dari bau yang menyelimuti kost kami. Percobaan gagal karena magma kuning masih ada. Dan kami kembali menumpang di teman baikku Agwin. Keesokan harinya bapak kost datang dan membongkar saluran ternyata ada handuk kecil yang menyumbat. Setelah itu kostan kami lancar jaya, merdeka bersatu berdaulat adil dan makmur sampai sekarang.
Demikian ceritaku......tapi apakah ada pelajaran dari cerita jelek ini.
Begini pelajarannya "orang terkadang menganggap sesuatu berharga seperti makan enak dengan makan-makanan lezat dan membuangnya kembali seperti sebuah siklus dan kadang makanana itu bisa berharga murah, jutaan, ataupun milyaran ketika siklus makan dan buang air besar itu lancar, TAPI terkadang orang lupa ketika suatu siklus kehidupan yang saya analogikan dengan siklus buang air besar mengalami masalah atau rusak sistemnya kita butuh seseorang yaitu "teman baik" dalam hai ini Agwin yang akan senantiasa membantu agar kita bisa menjalani siklus kehidupan ini. Teman adalah sesuatu yang berharga lebih dari makanan lezat apapun, dan duit berapapun karena Teman adalah bagian dari sistem perbaikan siklus hidup kita. Jadi Jalinlah pertemanan karena itu akan membantu hidup kita, dan jangan anggap remeh masalah kecil apapun seperti Eek karena itu bisa merusak siklus hidup kita.
Mohon maaf jika tulisan dan bahasanya jelek sejelek orangnya.


Created  bY
D.C.Feri Pamuji

2 komentar:

  1. ora sanggup maca. mengingatkan pada tragedi terburuk sepanjang sejarah per-kost-an di alizzah
    wkwkwk
    komen bae lah
    salam super!!

    BalasHapus
  2. Turut berduka cita... tapi rujit pisan ceritanyo...

    BalasHapus